Bumi terancam dihantam gelombang yang disebabkan cuaca buruk di luar angkasa Selasa ini, setelah terjadi ledakan besar Matahari. Demikian peringatan yang dikeluarkan para ilmuwan.
Ledakan Matahari yang terjadi pekan lalu direkam oleh sejumlah satelit, termasuk satelit terbaru milik Badan Antariksa AS, NASA, Solar Dynamics Observatory (SDO), yang mengamati gelombang mengejutkan di permukaan Sang Surya.
Ledakan mengarah ke Bumi dan berpotensi mengirimkan 'tsunami Matahari' yang melintasi angkasa sepanjang 93 juta mil.
Situs New Scientist melaporkan, gambar yang dihasilkan satelit SDO menunjukkan adanya gelombang kejut dari flare Matahari ke luar angkasa.
Para ahli mengatakan, gelombang gas superkilat akan mencapai Bumi Selasa ini -- yang akan memukul perisai magnetis yang melindungi Bumi.
Peristiwa ini diperkirakan akan memicu penampakan spektakuler aurora atau cahaya di Utara dan Selatan Bumi.
Para ilmuwan telah memperingatkan sebelumnya, bahwa ledakan Matahari besar yang sangat besar berpotensi merusak satelit dan pembangkit tenaga, dan alat komunikasi di Bumi.
NASA baru-baru ini memperingatkan bahwa Inggris Raya bisa menderita akibat pemadaman listrik dan kerusakan sistem komunikasi dalam waktu lama, pasca Bumi dihantam badai Matahari.
Sementara, laman Daily Telegraph mengabarkan prediksi seorang ahli luar angkasa senior yang meyakini Bumi akan dihantam energi badai Matahari yang mengejutkan, setelah Matahari bangun dari 'tidur panjangnya' suatu ketika di tahun 2013.
Dr Lucie Green dari Mullard Space Science Laboratory, Surrey, terus mengamati peningkatan aktivitas Matahari melalui teleskop Jepang, Hinode.
"Kembang api yang diproduksi Matahari sungguh luar biasa," kata dia, seperti dimuat laman Telegraph, Senin 2 Agustus 2010.
"Ini adalah fenomena yang langka, ledakan tak hanya satu, dua ledakan hampir simultan ini terjadi di lokasi berbeda, dan akan diluncurkan menuju Bumi.
Dijelaskan dia, letusan ini terjadi saat struktur magnetik besar dalam atmosfer Matahari kehilangan stabilitas dan tak dapat lagi ditekan oleh gravitasi Matahari.
"Letusan pertama terlihat begitu besar sehingga mengubah medan magnet di setengah atmosfer Matahari dan mengondisikan untuk terjadi ledakan kedua.
"Kedua ledakan berpotensi mengarah ke Bumi tetapi mungkin berjalan pada kecepatan yang berbeda."
"Ini berarti kita memiliki kesempatan yang sangat baik untuk mengamati dampaknya, baik dampak utama maupun dampak secara berkepanjangan." Namun, belum ada penjelasan dari juru bicara NASA.
Seperti dimuat laman NewScientist, ledakan magnetis Matahari yang kompleks akan membentuk awan elektris yang yang akan mengirimkan partikel ke Bumi.
Ketika awal itu menabrak Bumi, bisa terjadi kapanpun, bahkan sekarang, akan memicu aurora di kutub.
Yang terburuk, ini bisa menjadi ancaman bagi satelit - meskipun mungkin bukan yang terparah.
by: VIVAnews